[WASPADA] Banjir Lahar Dingin Di Yogyakarta Akan Lebih Besar lagi



Banjir lahar dingin yang terjadi di sejumlah sungai di Yogyakarta akhir-akhir ini dinilai masih luapan permulaan. Potensi banjir lahar dingin diperkirakan akan semakin besar sehingga perlu ada sistem peringatan dini.

Materiil dari Gunung Merapi bercampur air meluap dari sungai-sungai yang berhulu di lereng gunung tersebut, seperti Kali Code, Kali Putih, Kali Opak serta sungai yang berada di wilayah Kabupaten Magelang. Luapan ini sempat memutuskan jalur Yogyakarta-Magelang.

“Curah hujan di kawasan puncak Merapi dari pos pengamatan Babadan terhitung masih rendah. Namun telah menimbulkan dampak yang membahayakan penduduk di sekitar kali yang berhulu di gunung Merapi bahkan sudah memutuskan akses jalur utama Yogyakarta-Magelang,” kata Bambang Widjaja Hariadi, ahli vulkanologi dan geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa, 5 Januari 2011.

Sementara puncak curah hujan diperkirakan baru terjadi akhir Januari hingga Februari 2011 mendatang. "Tapi, saat ini hampir semua DAM dan sabo penahan sudah dipenuhi material vulkanik."
Dia khawatir, saat hujan, material erupsi ini akan terbawa dan tidak bisa tertampung lagi. “Bencana banjir lahar dingin dengan membawa material Merapi dalam jumlah yang lebih besar akan mengancam warga.”

Ahli Geologi UGM, Dwikorita, menilai sistem peringatan dini perlu dibenahi untuk menghadapi potensi bencana banjir lahar dingin yang lebih besar. Masyarakat yang siaga bencana bisa mengurangi korban jiwa jika banjir datang.

“Penyebaran informasi baik melalui pamflet akan ancaman banjir bahaya lahar dingin akan meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang berada di bantaran kali yang berhulu di gunung Merapi,” katanya.

Camat Cangkringan, Kabupaten Sleman, Samsul Bakri menjelaskan alat berat saat ini tersedia di beberapa titik rawan seperti bantaran Kali Opak, Kali Gendol di Kecamatan Cangkringan, Sleman. Sebab kalau tidak dikeruk, material akan langsung menerjang beberapa pemukiman di sekitar bantaran kedua sungai yang dihuni 1.000 kepala keluarga lebih.

“Sistem peringatan dini, penyiapan masyarakat menghadapi bencana itu yang paling penting."

0 komentar:

Posting Komentar